masukkan script iklan disini
Minut, FokusLine.com - Relawan Minahasa Utara Utara Kuat (REMIKU) dibawa pimpinan sang Ketua Umum Theodorus CH Lasut,SH bersama PMI Kabupaten Minahasa Utara melaksanakan kegiatan bakti sosial yakni donor darah, Sabtu (14/11/2020).
Organisasi masyarakat (ormas) berkaos merah yang dibentuk di 10 kecamatan ini selalu saja eksis melakukan aksi-aksi positif baik untuk masyarakat umum, maupun untuk internal organisasi. Terpantau dilapangan, Theodorus Ch Lasuy SH, Ketua Umum Remiku dan Muhammad Maskyur selaku Ketua Remiku Kecamatan Wori, menjadi pendonor pertama, usai kegiatan diawali dengan doa pembukaan yang dibawakan oleh Melky Mewengkang, Pelaksana Ketua PMI Minut.
"Donor darah ini sangat berguna bagi tubuh kita. Makanya ketika Ketum Remiku mengajak kita menggelar donor darah internal, semua langsung sepakat," tutur Melky sembari mengatakan, motto kegiatan ini adalah "Setetes darah kita dapat menyelamatkan nyawa sesama"
Donor darah memang gratis, lanjut Melky, namun ada BPPD (Biaya Pengganti Pengolahan Darah), termasuk alat-alat suntik, kantung darah dan lain-lain.
"Namun bagi yang punya BPJS tentunya ada konsekwensi penyeimbang," tandasnya.
Sedangkan Theodorus Ch Lasut SH, kepada media ini mengingatkan agar dalam pemberitaan, baiknya dijelaskan bahwa kegiatan ini terinspirasi oleh niat kemanusiaan dan pola hidup sehat, seperti yang dikatakan Melky Mewengkang, Pelaksana Ketua PMI Minut.
"Memang REMIKU adalah ormas yang mendukung salah satu pasangan calon Bupati Minut, tapi kegiatan ini jangan dilihat dari sisi tersebut. Selama Tuhan masih kasih kesempatan berbuat baik, kita harus berbuat" tandas pengusaha sukses asal Desa Lembean yang akrab disapa Lantobo itu sembari menambahkan, kegiatan ini sudah menjadi bagian dalam cakupan REMIKU.
Suatu hal yang mengharukan dan patut dicatat adalah, sementara proses pengambilan darah berlangsung, PMI Minut sudah mendapat telpon yang mana ada pasien di RSUD Walanda Maramis yang membutuhkan transfusi Darah O.
"Nah, ketika kantung darah di PMI selalu tersedia, berarti masyarakat tidak harus takut mencari donor dan transfusi darah yang kerap terjadi kekosongan perssediaan," pungkas Lantobo.
(kbc)