KLIKBERITA.CO, Jakarta – Presiden AS Donald Trump kembali mengguncang perdagangan global dengan kebijakan tarif barunya. Dalam pengumuman di Rose Garden, Gedung Putih, Rabu (2/4/2025), Trump mengumumkan tarif dasar 10% untuk semua impor dan bea masuk tinggi bagi mitra dagang utama AS. Vietnam terkena tarif 46%, China 34%, dan Indonesia 32%.

Langkah ini menandai babak baru dalam perang dagang yang telah berlangsung sejak kepemimpinan Trump sebelumnya. Dengan tarif yang lebih tinggi, harga barang impor ke AS diperkirakan melonjak, sementara negara-negara yang terdampak kemungkinan besar akan membalas dengan kebijakan serupa.

“Ini adalah deklarasi kemerdekaan ekonomi kami,” kata Trump.

Seorang pejabat Gedung Putih menyatakan bahwa kebijakan ini mulai berlaku pada 9 April 2025 dan berdampak pada lebih dari 60 negara. Kanada dan Meksiko, yang sebelumnya telah dikenai tarif 25% pada banyak produk, kini menghadapi aturan lebih ketat.

Reaksi keras pun muncul dari berbagai negara. Uni Eropa, misalnya, menyatakan akan meninjau ulang hubungan dagang dengan AS. Sementara itu, ketidakpastian akibat kebijakan ini mengguncang pasar saham dan mata uang global.

Bagi Indonesia, tarif 32% terhadap produk ekspor ke AS berpotensi menghambat pertumbuhan industri yang bergantung pada pasar Amerika. Para pelaku usaha tengah mencari strategi untuk menghadapi lonjakan biaya produksi dan distribusi.

Keputusan Trump ini diklaim bertujuan melindungi industri dalam negeri AS dan mengurangi defisit perdagangan. Namun, banyak pihak khawatir bahwa kebijakan ini justru akan memperburuk kondisi ekonomi global, terutama bagi negara-negara berkembang yang mengandalkan ekspor ke AS.

Kenaikan tarif impor yang signifikan ini menegaskan bahwa perang dagang antara AS dan mitra dagangnya kembali memanas. Dengan kebijakan yang semakin agresif, dunia kini menunggu bagaimana negara-negara yang terdampak akan merespons langkah Trump ini.