SUMENEP – Menjelang berakhirnya masa jabatan Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Sumenep Ir. Edy Rasyadi, suasana birokrasi mulai memanas. Tujuh nama pejabat internal mulai santer diperbincangkan sebagai kandidat kuat pengganti jabatan strategis tersebut.
Mereka adalah Arif Firmanto, Eri Susanto, Chainur Rasyid, Moh Ramli, Agus Dwi Syahputra, Mohammad Iksan dan Achmad Dzulkarnaen. Ketujuhnya memiliki rekam jejak panjang di berbagai instansi dan dinilai layak untuk menempati posisi tertinggi dalam struktur birokrasi ASN di lingkup Pemkab Sumenep.
Dari sekian nama, Arif Firmanto disebut-sebut sebagai kandidat paling menonjol. Pria yang kini menjabat sebagai Kepala Bappeda Sumenep itu dikenal luas sebagai sosok inovatif dan visioner. Prestasinya di bidang perencanaan pembangunan tak hanya diakui di tingkat lokal, namun juga nasional.
“Pak Arif punya kemampuan membaca arah kebijakan dan menerjemahkannya dengan baik. Sangat pantas menggantikan Pak Edy sebagai Sekda,” ungkap pengamat kebijakan publik, Syaiful Bahri, Rabu (4/6/2025).
Namun bukan hanya Arif yang jadi sorotan. Nama Mohammad Iksan juga tak kalah menarik perhatian publik. Mantan Kepala Dinas Pendidikan dan Dinas Sosial ini kini memimpin Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar) Sumenep.
Iksan dikenal energik, loyal dan mampu membawa perubahan signifikan di setiap instansi yang ia pimpin. Salah satu keberhasilannya adalah peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor pariwisata.
“Beliau punya pengalaman lintas sektor dan hasil kerja nyata. Dari pendidikan sampai pariwisata, semua ditanganinya dengan baik,” tambah Syaiful.
Selain dua nama tersebut, figur lain seperti Eri Susanto, Chainur Rasyid, Moh Ramli dan Agus Dwi Syahputra juga tidak bisa diabaikan. Masing-masing punya keunggulan dan rekam jejak birokrasi yang kuat.
Namun sampai hari ini, siapa yang akan dipilih Bupati Sumenep, Dr. H. Achmad Fauzi Wongsojudo, masih menjadi misteri. Saat dikonfirmasi, bupati hanya melempar senyum penuh teka-teki.
“Hehehe…” ucapnya sembari tertawa ringan tanpa memberikan jawaban pasti, Rabu (4/6/2025).
Pernyataan tersebut justru menambah penasaran publik. Apakah sang bupati sudah mengantongi satu nama atau masih menimbang-nimbang dinamika politik dan birokrasi?
Yang pasti, jabatan Sekda kali ini bukan sekadar rotasi. Ini adalah momentum menentukan arah pemerintahan Sumenep ke depan. Di tengah tantangan efisiensi anggaran, peningkatan pelayanan publik hingga pemulihan ekonomi daerah, sosok Sekda baru dituntut cepat, tanggap dan solutif.
Kini, masyarakat hanya bisa menunggu keputusan resmi. Apakah Arif Firmanto dengan kapasitas perencanaannya yang tajam atau Mohammad Iksan dengan gaya kerja lapangan yang progresif?
Siapa pun yang dipilih, harapannya tetap sama: membawa Kabupaten Sumenep lebih maju, melayani dan berpihak pada kebutuhan rakyat.