Pamekasan, 27 Juli 2025 — Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Islam Madura (UIM) Posko 8 yang bertugas di Desa Pamaroh, Kecamatan Kadur, Kabupaten Pamekasan, kembali menunjukkan kontribusi nyata dalam memberdayakan potensi lokal. Salah satu anggotanya, yaitu Andriansyah yang merupakan mahasiswa program studi Pendidikan Biologi, berhasil mengembangkan dan mensosialisasikan produk inovatif berupa jamu asam urat dalam bentuk kantong celup, sebagai bagian dari program kerja unggulan yang berbasis riset.

Andriansyah, yang juga merupakan peneliti utama dalam kegiatan ini, mengangkat studi etnobotani sebagai dasar pengembangan produk. Sosialisasi dilakukan secara langsung kepada warga melalui kelompok ibu-ibu PKK di Balai Desa Pamaroh, dengan tujuan mengenalkan manfaat jamu tradisional yang dikemas secara modern dan praktis. Dalam kegiatan tersebut, ia juga memberikan penjelasan mengenai khasiat, cara penyeduhan, hingga praktik konsumsi jamu celup secara langsung. Kegiatan sosialisasi berlangsung di Balai Desa Pamaroh dan dihadiri oleh puluhan anggota PKK desa setempat. Dalam kesempatan tersebut, Andriansyah bertindak sebagai narasumber utama (speaker) yang memaparkan secara detail mengenai manfaat, kandungan dan khasiat jamu, serta pengenalan terhadap penyakit asam urat, sekaligus melakukan demonstrasi penyeduhan dan praktik konsumsi jamu celup yang telah dikembangkan.

“Produk ini merupakan bentuk kolaborasi antara kearifan lokal dan inovasi modern. Dengan kemasan celup, masyarakat dapat mengonsumsi jamu tradisional secara lebih praktis, higienis, dan efisien,” ujar Andriansyah dalam pemaparannya.

Foto sosialisasi produk dan pengenalan penyakit asam urat

Respon masyarakat sangat positif. Hasil evaluasi kualitatif dari sesi uji coba produk menunjukkan bahwa 90% peserta menyatakan aroma jamu celup ini wangi dan tidak terlalu pekat. Sementara sebagian lainnya memberikan apresiasi terhadap cita rasa yang dinilai “mantap dan enak.” Bahkan, beberapa warga menyampaikan harapan agar produksi dapat ditingkatkan untuk memenuhi potensi pasar lokal.
“Kalau bisa, buat lebih banyak lagi produknya, biar kami bisa beli,” ungkap salah satu peserta dengan antusias.

Foto praktik penyeduhan jamu bersama ibu-ibu PKK

Program ini menjadi bukti bahwa pendekatan ilmiah yang diterapkan mahasiswa tidak hanya dapat menjawab kebutuhan akademis, tetapi juga memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat, khususnya dalam bidang kesehatan preventif berbasis tanaman obat. Lebih jauh, program ini juga memperkuat peran KKN sebagai sarana pemberdayaan masyarakat melalui transfer ilmu pengetahuan.
Ke depan, Andriansyah berencana mengembangkan produk jamu celup ini ke skala produksi yang lebih luas, sekaligus mengangkatnya dalam publikasi ilmiah sebagai kontribusi terhadap pengembangan studi etnobotani dan pemanfaatan tanaman herbal lokal.
Kegiatan ditutup dengan sesi dokumentasi bersama peserta sebagai simbol sinergi antara mahasiswa, masyarakat, dan potensi desa yang terus digali secara berkelanjutan.