Proses evakuasi korban ambruknya bangunan moshollah di Pondok Pesantren Al-Khoziny, Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo, terus dilakukan oleh tim gabungan dari BNPB, BPBD, TNI, Polri, serta relawan. Hingga saat ini, data sementara menunjukkan sebanyak 37 orang gal dunia, sementara sejumlah lainnya mengalami luka-luka dan masih menjalani perawatan di beberapa rumah sakit terdekat.

Peristiwa tragis ini terjadi setelah melakukan kegiatan ibadah di moshollah. Bangunan tiba-tiba ambruk dan menimpa puluhan santri yang berada di dalamnya. Petugas di lapangan telah menggunakan alat berat untuk mempercepat proses pencarian dan evakuasi korban, mengingat kondisi bangunan yang hancur total.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto, menyampaikan duka cita mendalam atas musibah tersebut. Ia menegaskan bahwa pemerintah melalui BNPB akan memberikan dukungan penuh terhadap proses penanganan darurat, evakuasi korban, dan pemulihan pascakejadian.

“Atas nama pemerintah, kami menyampaikan belasungkawa yang mendalam kepada keluarga besar Pondok Pesantren Al-Khoziny dan seluruh keluarga korban. Tim gabungan akan terus bekerja maksimal hingga seluruh korban berhasil ditemukan. BNPB juga akan memastikan seluruh kebutuhan dasar para korban dan keluarga terpenuhi,” ujar Suharyanto di sela kunjungannya ke lokasi kejadian.

Selain evakuasi, BNPB bersama BPBD Jawa Timur dan Dinas Sosial setempat juga telah mendirikan posko darurat di sekitar area pesantren untuk mendukung penanganan korban dan memberikan pendampingan kepada keluarga. Bantuan logistik, layanan kesehatan, serta dukungan psikososial telah disalurkan bagi para penyintas.

BNPB mengimbau masyarakat untuk tetap tenang, tidak menyebarkan informasi yang belum terverifikasi, serta mengikuti arahan resmi dari pemerintah daerah dan tim penanganan di lapangan.