Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, dalam pidato perdananya pada Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke-80 di New York, menyampaikan sejumlah komitmen strategis dan pesan kemanusiaan yang ditujukan kepada komunitas internasional.

Dalam pidato yang disampaikan pada urutan ketiga sesi Debat Umum, Presiden Prabowo menegaskan bahwa Indonesia mengusung idealisme multilateralisme, memperkuat PBB, dan mengutamakan keadilan global bagi semua bangsa, tidak hanya bagi negara kuat saja.

Beberapa poin penting yang disampaikan Presiden Prabowo:

  1. Solidaritas Internasional dan Aksi Nyata Indonesia tidak hanya hadir dengan kata-kata, tetapi siap mengambil langkah konkret — termasuk dukungan finansial maupun keterlibatan aktif dalam misi perdamaian — untuk menangani konflik dan krisis di berbagai belahan dunia.
  2. Sorotan pada Palestina & Solusi Dua Negara Presiden Prabowo menyerukan agar negara-negara dunia tidak tinggal diam dalam menghadapi penderitaan rakyat Palestina, terutama korban sipil. Ia menegaskan kembali dukungan Indonesia terhadap solusi dua negara (two-state solution) sebagai satu-satunya jalan menuju perdamaian berkelanjutan. “Pengakuan terhadap negara Palestina bukan hanya soal masa depan Palestina, tetapi juga soal kredibilitas PBB,” ujar Presiden.
  3. Kontribusi Indonesia dalam Misi Perdamaian PBB Dalam pidatonya, Presiden menyebut bahwa Indonesia selama ini menjadi salah satu kontributor terbesar pasukan penjaga perdamaian PBB. Indonesia siap meningkatkan kontribusinya, bahkan menyebut angka proyeksi 20.000 personel untuk dikerahkan jika diperlukan.
  4. Pujian Internasional terhadap Gaya Diplomasi Indonesia Di sela forum PBB, Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyampaikan pujian terhadap pidato Presiden Prabowo, menyebutnya “pidato yang hebat” yang penuh ketegasan dan energi. Pujian ini dilontarkan dalam momen informal, namun menjadi sorotan media global.

Presiden Prabowo juga menyatakan bahwa tatanan dunia yang adil bukan hak segelintir negara, tetapi hak seluruh umat manusia. Ia mengajak negara-negara untuk bersama-sama menjaga PBB agar tetap menjadi lembaga yang relevan dalam merespons tantangan global seperti konflik, krisis kemanusiaan, dan ketidakadilan sosial.

Pidato Presiden Prabowo di PBB ke-80 menjadi momentum penting bagi diplomasi Indonesia di panggung global. Dengan posisi pidato awal (urutan ke-3), pesan tegas tentang solidaritas dan aksi nyata, serta dukungan terhadap penyelesaian konflik melalui dialog, Indonesia menunjukkan keseriusannya dalam mengambil peran aktif dalam perdamaian dunia.