KLIKBERITA.CO – Pendidikan tinggi semestinya menjadi tempat tumbuhnya generasi intelektual yang berintegritas, berpengetahuan luas, dan berjiwa kepemimpinan. Namun, realitas di sejumlah kampus di Indonesia justru memperlihatkan kecenderungan sebaliknya. Alih-alih menjadi kawah candradimuka bagi para pemimpin masa depan, kampus kerap berubah menjadi mesin produksi elite yang lebih mengedepankan kepentingan pribadi dan kelompok. Fenomena ini mencederai nilai-nilai pendidikan dan memperlemah fondasi pembangunan bangsa.

Kampus sebagai Lahan Perekrutan Politik

Dalam beberapa tahun terakhir, kampus mengalami pergeseran fungsi yang cukup mencolok. Organisasi kemahasiswaan dan kegiatan intra maupun ekstra kampus sering dijadikan sarana kaderisasi oleh partai politik atau kelompok tertentu. Mahasiswa yang aktif di organisasi tidak jarang direkrut menjadi bagian dari jejaring politik, bukan karena kapasitas intelektualnya, tetapi karena loyalitasnya.

Sayangnya, proses ini sering kali tidak disertai dengan pendidikan kepemimpinan yang sehat. Mahasiswa lebih diarahkan untuk menjadi pengikut setia ketimbang menjadi pemikir kritis yang mampu menganalisis realitas secara objektif. Ketika kelak mereka masuk ke arena politik nasional, cara pandang tersebut terbawa: kekuasaan ditempatkan di atas kepentingan publik.

Politik Praktis dalam Organisasi Mahasiswa

Fenomena politik praktis juga terlihat dalam dinamika organisasi kampus. Pemilihan ketua organisasi mahasiswa, misalnya, kerap diwarnai praktik transaksional, mulai dari penggalangan dukungan berbasis kepentingan pribadi, hingga intervensi dari pihak eksternal. Budaya seperti ini menanamkan cara pandang bahwa politik adalah arena perebutan kekuasaan, bukan ruang perjuangan bagi kepentingan bersama.

Akibatnya, banyak alumni kampus yang ketika menjabat di pemerintahan membawa mentalitas serupa. Kebijakan tidak lagi berorientasi pada kemaslahatan publik, melainkan pada kalkulasi kekuasaan dan keuntungan kelompok.

Kurangnya Pendidikan Politik Publik

Salah satu akar persoalan dari fenomena ini adalah minimnya pendidikan politik yang berorientasi pada kepentingan publik di lingkungan perguruan tinggi. Fokus institusi pendidikan tinggi yang masih dominan pada aspek akademik belum dibarengi dengan pembinaan etika kepemimpinan dan tanggung jawab sosial yang kuat.

Tanpa pemahaman mendalam tentang bagaimana kebijakan publik seharusnya dirumuskan dan dijalankan untuk kepentingan rakyat, banyak lulusan yang akhirnya mudah terjerumus dalam arus pragmatisme politik. Mereka lebih mudah dikendalikan oleh kepentingan elite daripada berpihak pada suara masyarakat akar rumput.

Meneguhkan Peran Kampus sebagai Kawah Candradimuka

Untuk mengembalikan marwah kampus sebagai ruang intelektual dan penggemblengan moral kepemimpinan, diperlukan langkah-langkah strategis. Pertama, kampus perlu mereformasi sistem pendidikan kepemimpinan yang tidak hanya menanamkan wawasan kekuasaan, tetapi juga membentuk kesadaran etis dan tanggung jawab sosial. Kedua, transparansi dalam organisasi kemahasiswaan harus dijamin untuk mencegah praktik transaksional yang merusak. Ketiga, mahasiswa harus didorong untuk mengembangkan daya pikir kritis dan keberpihakan pada nilai-nilai keadilan sosial.

Kampus tidak boleh menjadi pabrik produksi elite yang abai terhadap kepentingan rakyat. Ia harus kembali pada fungsinya sebagai ruang pembentukan pemimpin bangsa, mereka yang tidak hanya cerdas, tetapi juga bijak, jujur, dan berpihak kepada publik. Jika tidak, kita hanya akan mewarisi generasi pemimpin yang lebih sibuk mempertahankan posisi daripada memperjuangkan kesejahteraan rakyat.

 

***

**) Artikel Ditulis oleh Ahmad Hafid, Ketua HMPS Agroteknologi, Universitas Islam Madura.

**) Tulisan artikel sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis dan tidak termasuk tanggung jawab media klikberita.co.

**) Rubrik terbuka untuk umum. Panjang tulisan maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata.

**) Artikel Dikirim ke email resmi redaksiklikberitadotco@gmail.com.

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirimkan apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi klikberita.co.